Dari JaringNews.Com
Oleh Nikky Sirait
Tiga tokoh fenomenal ini sosok yang memiliki pengaruh besar dalam peta perpolitikan di negaranya masing-masing.
JAKARTA, Jaringnews.com – Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono akan membuka diskusi ilmiah bertajuk ‘Peace & Reconciliation in Southeast Asia’ di ballroom Shangri-La Hotel, Jakarta, Selasa (17/7) hari ini. Acara ini merupakan perayaan setahun usia jurnal tiga bulanan berbahasa Inggris ‘Strategic Review: The Indonesian Journal of Leadership, Policy, World Affairs’, yang diluncurkan pada 15 Agustus 2011 lalu.
SBY selaku keynote speaker akan memberikan sambutan pada pukul 15.30 WIB. Dalam diskusi ini, akan hadir tiga tokoh yang tidak asing lagi di kawasan Asia, yaitu mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra, pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim dan mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta. Ketiganya akan duduk bersama di forum diskusi ini.
Kehadiran tiga tokoh fenomenal–kalau tak mau disebut kontroversial–ini tentu akan menjadi perhatian publik. Seperti diketahui, ketiganya adalah sosok yang memiliki pengaruh besar dalam peta perpolitikan di negaranya masing-masing.
Sebut saja Thaksin. Mantan PM Thailand disenangi masyarakat tetapi digulingkan lewat kudeta militer pada September 2006, lalu tinggal di pengasingan di Dubai. Meski tinggal di pengasingan, ia tetap memiliki pengaruh yang sangat kuat di Thailand.
Bahkan, Yingluck Shinawatra, adik kandungnya, berhasil menjabat sebagai perdana menteri pada tahun 2011 lalu karena pengaruh dan kendali Thaksin yang masih menancap cukup kuat.
Pria 62 tahun ini menjadi tokoh fenomenal karena memadukan kekuatan bisnis dan politik dalam lansekap demokrasi Thailand yang monarki konstitusional. Thaksin menjadi model demokratisasi Asia yang bersentuhan dengan militer, yang memiliki paralelisme dengan Indonesia, meski kondisi kedua negara sangat berbeda, khususnya kiprah militer dalam politik.
Oleh karena itu, menjadi kesempatan yang sangat berharga mengikuti diskusi dalam rangka ulang tahun pertama Strategic Review.
Acara ini terbuka untuk umum, khususnya pengamat, akademisi, mahasiswa ilmu politik, praktisi politik, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) maupun pebisnis.